Rabu, 26 Oktober 2016

Hubungan antara Burung Garuda milik Airlangga dengan Burung Garuda symbol Pancasila


Garuda Pancasila adalah lambang Negara Republik Indonesia secara resmi. Yang didesain oleh Sultan Hamid II dan mulai digunakan oleh presiden RI Soekarno pada tanggal 11 Februari 1950. Diberi nama GarudaPancasilan karena berbentuk Burung Garuda yang menghadap ke kanan dan mengenanakan perisai yang menggambarkan Pancasila di dadanya dengan mencengkeram pita dengan tulisan semboyan Negara “Bhinekka Tunggal Ika”
            
Dalam mitologi Hindu dan Buddha, Burung Garuda merupakan binatang mitos yang digambarkan sebagai makhluk separuh burung dan separuh manusia. Dalam tradisi Indonesia Garuda sangat sering muncul khususnya pada tradisi Jawa dan Bali. Di berbagai candi kuno di Indonesia dalam banyak kisah, Garuda juga sering tampil untuk melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan, keberanian, kesetiaan, dan disiplin. Garuda dianugerahi sifat Wishnda sebagai pemelihara tatanan alam semesta. Garuda juga dimuliakan sebagai “raja semua makhluk yang dapat terbang”, serta dipuja sebagai “raja agung para burung” dalam tradisi Bali. Garuda digambarkan sebagai mahkluk surgawi dengan tubuh manusia dan lengan manusia, berwarna keemasan dan warna-warna cerah baik dalam posisi wahana Wishnu atau adegan sedang memerangi naga.
            
Sejak  zaman kuno posisi mulia Garuda dalam tradisi Indonesia Garuda telah dijadikan sebagai symbol nasional Indonesia dan sebagai perwujudan ideology pancasila, Garuda juga dipilih sebagai nama maskapai penerbangan nasional Indonesia yaitu Garuda Indonesia.
            
Setelah perang kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945-1949, kedaulatan Indonesia membuat pengakuan oleh Belanda melalui konferensi meja bundar bahwa Indonesia yang pada saat itu merupakan Repubklik Indonesia Serikat merasa diperlukannya sebuah lambang Negara. Maka pada tanggal 10 Januari 1950 dibentuklah panitia teknis yang dinamakan panitia lencana Negara untuk menyeleksi usulan rancangan lambing Negara yang akan dipilih dan diajukan ke pemerintah. Maka terpilihlah 2 rancangan lambing Negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Rancangan Sultan Hamid II pun diterima pemerintah dan DPR dan karya M Yamin ditolak karena menyatakan sinar-sinar matahari yang menampakkan pengaruh Jepang .
           
Presiden RIS Soekarno dan perdana menteri Mohammad Hatta pun terus melakukan keperluan-keperluan untuk penyempurnaan rancangan itu. Akhirnya mereka pun sepakat mengganti pita yang dicengkram Garuda yang pada awalnya adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan semboyan “Bhinekka Tunggal Ika”. Rancangan lambang Negara yang dibuat menteri Sultan Hamid II pun diajukan kepada presiden Soekarno pada tanggal 8 Februari 1950 namun karena adanya tangan dan bahu manusia yang memegnag perisai dianggap terlalu bersifat mitologis, maka rancangan lamabang Negara tersebut pun mendapat masukan dari partai masyumi agar dapat dipertimbangkan kembali.
            
Rancangan gambar lamabnag Negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang pun kembali diajukan oleh Sultan Hamid II sehingga terciptalah bentuk Rajawali Garuda Pancasila. Kemudian rancangan tersebut diserahkan oleh presiden Soekarno kepada KBINET ris MELALUI Mohammad Hatta sebagai perdana menteri.
            
Lamabng Negara diresmikan penggunaannya pada tanggal 11 Februari 1950. Pada siding cabinet RIS dan diperkenalkan pertama kalinya kepada masyarakat  Indonesia pada tanggal 15 februari 1950 di hotel Desindes jalan Gajah Mada , Jakarta. Pada tanggal 20 Maret 1950, Presiden Soekarno memerintahkan pelukis istana Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut. Setelah sebelumnya penambahan jambul pada kepala Garuda Pancasila diperbaiki, serta posisi cakar kaki yang mencengkram pita diubah ats masukan dari Presiden Soekarno. Sultan Hamid II pun menyelesaikan penyempurnaan bentuk final lambang Negara untuk terakhir kalinya. Yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang Negara. Rancangan Garuda Pancasila yang terakhir ini pun dibuatkan patung besar berbahan perunggu berlapis emas lalu disimpan dalam ruang Kemerdekaan Monumen Nasional sebagai lambang Negara Republik Indonesia, dan sampai saat ini desainnya tidak diubah.
Unsur kesejarahan Garuda Wisnu Kencana mengilhami akan dibangunnya patung raksasa garuda wisnu kencana di ujung selatan pulau Dewata. Garuda Wisnu adalah ikon dan landmark Pulau Bali, bahkan juga sudah tentu bagi Indonesia.

Sejak masa orde baru, proyek ini sudah mulai dibangun, namun hingga kini pembangunannya masih tersendat. Dari keseluruhan tubuh garuda Wisnu, baru ada beberapa bagian yang selesai terakit, diantaranya adalah kepala Wisnu, kepala Garuda dan bagian tangan Wisnu.

Garuda Pancasila adalah burung garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu tunggangan wishnu yang mirip dengan burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah Negara yang kuat.
           Garuda memiliki makna sebagai symbol pembebasan ibu pertiwi dari perbudakan dan penjajahan.Maka dengan lambang Garuda yang gagah perkasa, para pendahulu berharap Indonesia akan menjadi bangssa yang besar yang bebas dalam menentukan nasib dan masa depannya sendiri.
            Lambang burung garuda adalah symbol kekayaan Indonesia. Maka sebagai warga Negara Indonesia, kita wajib untuk mengenal lebih dalam mengenai symbol kebesaran Negara Republik Indonesia.